Thursday, March 14, 2013

tips kelola bisnis bagi pemula

Empat Tips Kelola Bisnis Pemula ala Ciputra

 
 
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusaha kawakan Ciputra memberikan tips mengelola bisnis, khususnya untuk pebisnis pemula. Seperti apa?
"Saya ini memang lahir sebagai pengusaha dulu, baru profesional. Saya sekarang jadi sadar bahwa bisnis itu perlu dikelola agar bisa semakin maju," kata Ciputra saat memberikan tips bisnis di Global Entrepreneurship Week di Gedung Bank Indonesia (BI) Jakarta, Senin (12/11/2012).
Menurut Ciputra, mengelola bisnis itu tidak ada kata baku bahwa pengusaha ini harus bertindak seperti ini dan seperti itu. Yang lebih penting adalah bagaimana mengelola setiap hambatan bisnis menjadi sebuah peluang bisnis di masa depan.
Ciputra memberikan tipsnya dalam berbisnis. Pertama, barang atau jasa yang ditawarkan itu tidak harus baru, tetapi yang lebih penting lagi adalah unik. Dengan keunikan ini, orang akan melihat apa yang kita tawarkan dan orang akan tertarik untuk membeli.
Kedua, menciptakan merek (brand) sendiri. Buatlah merek yang khas dan gampang diingat oleh konsumen. Dengan merek yang gampang diingat, pembeli juga akan gampang mengingatnya dan selalu ingin untuk membelinya. "Tapi merek ini bisa diciptakan dari sebuah produk yang dibuat oleh orang lain. Misalnya kita sudah membeli kaus dari orang lain, lalu mereknya dibuat oleh kita sendiri. Itu tidak apa-apa," katanya.
Ketiga, pasarkan secara online. Sekarang ini sudah marak berbisnis via dunia maya. Dengan cara ini, produk atau jasa bisa langsung tersebar ke pelosok. Keempat, tinggalkan cara bisnis konvensional. Pakailah agen. Di sini bisa saja barang atau jasa itu dijual melalui agen-agen penjualan. Ini akan lebih mempercepat penjualan bisnis.
Lebih dahsyat lagi, kata Ciputra, bila bisnis yang kita kelola bisa diciptakan model bisnis secara waralaba (franchise).

Dahlan: Jadi Pengusaha Harus Berani "Menderita"

 
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan memberikan tips berbisnis bagi pengusaha pemula. Cara yang diberikannya berbeda dengan pengusaha lainnya.
"Jadi pengusaha pemula itu jangan diberikan fasilitas terlalu mewah. Ini saja tempatnya mewah, nanti malah terlalu manja," kata Dahlan saat memberikan tips bisnis di Global Entrepreneurship Week di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Senin (12/11/2012).
Kebetulan, Bank Indonesia memfasilitasi para pengusaha pemula ini di ruangan mewah di Gedung Bank Indonesia sehingga Dahlan menganggap bahwa tempat ini terlalu mewah.
Menurut Dahlan, menjadi seorang pengusaha itu memang sulit. Itulah sebabnya jumlah pengusaha di Tanah Air ini masih sedikit. Bahkan, jumlahnya hanya sekitar 1,56 persen dari total penduduk Indonesia.  
Ia mengatakan, menjadi seorang wirausaha ini memang harus berani lebih menderita. Jika perlu, kita hanya memakai baju sederhana asal bisnis bisa berjalan sempurna.
"Untuk menjaga kepercayaan bisnis ke orang lain, kita tidak perlu berada di tempat mewah. Kalau Anda hanya punya motor, baju sederhana, ya tidak apa-apa. Yang penting Anda jujur, tidak menyakiti orang lain. Itu yang penting," tambahnya.
Sekadar catatan, Dahlan Iskan memberikan tips berbisnis kepada peserta Global Entrepreneurship Week yang digelar Bank Indonesia. Selain itu, ada juga pemilik CT Corps Chairul Tanjung dan pengusaha kawakan Ciputra.  

Cara Wismilak Tumbuhkan Wirausahawan Baru

 
 Kompas.com/Didik Purwanto Tiga pemenang ajang Diplomat Success Challenge 2012 dari Wismilak 
 
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Gelora Djaja selaku pemegang merek Wismilak Diplomat memiliki cara baru dalam meningkatkan jumlah pengusaha di tanah air. Salah satu caranya adalah menggelar lomba ide bisnis berhadiah hingga Rp 1 miliar.
Manajemen Wismilak Group Surjanto Yasaputra menjelaskan program ini bertajuk Diplomat Success Challenge. Program tersebut saat ini sudah memasuki tahun ketiganya. "Program ini secara konsisten mendukung peningkatan jumlah wirausaha di Indonesia sekaligus membantu membuka peluang bagi calon wirausahawan baru untuk mewujudkan ide bisnisnya," kata Suryanto di Hotel Manhattan Jakarta, Rabu (14/11/2012).
Menurut Surjanto, perlombaan ide bisnis kreatif dan inovatif ini khusus ditujukan bagi orang-orang usia produktif. Mereka ditantang untuk menciptakan sebuah konsep wirausaha yang unik dan diberikan peluang besar untuk langsung mewujudkannya sebagai bisnis yang riil.
Namun Wismilak bukan hanya mencari ide bisnis yang biasa saja. Tapi ide tersebut harus bisa benar-benar diimplementasikan bisnisnya. "Yang dinilai adalah ide bisnis yang visible sekaligus bankable. Sebenarnya banyak ide bisnis yang menarik, tapi malah tidak bisa diimplementasikan karena terlalu kreatif. Kan percuma," tambahnya.
Program yang telah dimulai pada Juli hingga Oktober 2012 ini telah diikuti oleh 2.000 orang dari seluruh wilayah Indonesia. Jumlah tersebut meningkat sekitar 20 persen dibanding proposal bisnis yang dikirim pada tahun lalu, sekitar 1.800 proposal.
Surjanto mengatakan penilaian bisnis tersebut didasarkan pada tiga kriteria yaitu paham (knowledge) tentang kondisi bisnisnya, piawai (skill) dalam mengelola bisnisnya dan personal (kepribadian) para calon pengusaha tersebut.
Dari ribuan proposal yang masuk, Wismilak menentukan tiga proposal pemenang region yang akan berkompetisi dalam ajang grand final Diplomat Success Challenge tersebut. Mereka adalah: 1. Usaha pembuatan bioplastik edibel oleh Noryawati Mulyono (pemenang West Region) 2. Bisnis kopra dan asap cair dengan simultan proses oleh Andi Restu Wibowo (pemenang Central Region) 3. Peternakan sapi Bali terintegrasi oleh Syarifuddin (pemenang East Region)

Mulai Berwirausaha dengan Sikap Mental Berbeda

 
KOMPAS.com - Ketika seseorang mulai berbisnis, tentu banyak ketakutan dan kendala yang dihadapi. Takut kehilangan kemapanan sebagai pegawai, yang sudah pasti terima gaji pada setiap bulan, takut kehilangan fasilitas dari kantor, hingga takut tidak dapat memenuhi kehidupan keluarga.

“Sebenarnya yang paling membuat orang tidak berdaya adalah mental,” ujar motivator dan wirausahawan Tung Desem Waringin.

Sikap mental ini sangat terkait erat dengan masa lalu seseorang. Dia bercerita, ada pegawai negeri yang sebenarnya hendak memulai berwirausaha, tetapi tidak berani memulainya. Selidik punya selidik, ayahnya yang pegawai pernah berwirausaha tetapi ditipu mitra bisnisnya dan akhirnya bangkrut. Sejak saat itu ayahnya mengatakan bahwa berwirausaha itu penuh risiko dan tidak menyenangkan, lebih baik menjadi pegawai karena akan menerima gaji tetap.
“Apa yang dia dengar, dia lihat dan dia rasakan sangat melekat pada benaknya. Sikap mental ini selalu menghambat dia untuk melangkah menjadi wirausahawan. Bagaimanapun dia mengikuti pelatihan, tidak akan membuatnya menjadi berubah menjadi wirausahawan sebelum hambatan mental itu dibongkar,” kata Tung lagi.

Bagaimana membongkar sikap mental ini ? Perubahan memang memerlukan proses. Proses ini berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. “Tetapi, perubahan itu akan terjadi jika ada alasan yang sangat kuat,” kata Tung.

Berbincang dengan diri sendiri
Perbincangan dengan diri sendiri (self talk) juga berpengaruh terhadap sikap mental seseorang. Jika salah mengarahkan, akan menjadi negatif dan malahan membuat tembok halangan menjadi lebih tebal lagi.

Pertanyaan seperti “Bagaimana kalau berusaha lalu bangkrut ?” itu merupakan pertanyaan yang biasa diajukan ketika seseorang mau berwirausaha. Pertanyaan ini dapat diubah menjadi “Apa ruginya jika tidak memulai bisnis dari sekarang ?” atau “Apa untungnya jika memulai bisnis dari sekarang ?” “Itu bisa dijawab, kalau memulai dari sekarang, jika bisnis gagal maka masih ada waktu untuk memperbaikinya, keuntungannya, jika bisnis berhasil, kesempatan untuk menikmatinya juga lebih panjang,” kata Tung yang juga pernah menutup beberapa bisnisnya karena prospeknya tidak baik.

Dia juga menekankan, sesama wirausahawan sebaiknya tidak menganggap wirausaha lain sebagai saingan yang harus dijegal. Sebaliknya, wirausaha lain harus dirangkul dan diajak bekerja sama untuk bersama-sama maju.

“Kesalahan yang sering saya amati adalah para wirausahawan ingin cepat mendapatkan untung dalam jangka pendek. Padahal, berusaha itu merupakan proses dan harus dilihat dalam jangka panjang. Orang yang sukses berbisnis mampu melihat keuntungan jangka panjang ketimbang jangka pendek,” kata Tung lagi.

Wirausaha, Fokus pada Penjualan 
 

 
 
KOMPAS.com — Berwirausaha, apakah itu dalam bidang jasa atau memproduksi barang, selalu ada sesuatu yang dijual. Penjualan akan menghasilkan uang bagi wirausahawan. Salah satu masalah yang sering ditemui ketika seseorang memulai usahanya adalah belum mengetahui cara yang tepat dalam menjual atau menawarkan produk yang dimilikinya. Akibatnya, tentu saja usaha menjadi tidak berkembang.
Dalam bahasa sederhana, Tung Desem Waringin, konsultan dan penulis buku marketing, bisnis berarti menawarkan sesuatu. Menurut Tung, dalam menawarkan sesuatu ada lima hal yang harus diperhatikan.
Pertama, penawaran itu harus menarik. Untuk mengetahui apakah penawaran yang kita berikan kepada konsumen menarik atau tidak, perlu mengukurnya dengan membandingkan penawaran lain. Selain itu, perlu membangun kepercayaan dari konsumen. Kepercayaan dari konsumen dapat dibangun dengan berbagai macam cara. Misalnya saja dengan memberikan garansi kepada pembeli sehingga pembeli merasa aman dan tidak menanggung risiko ketika membeli produk barang atau jasa yang ditawarkan.
Langkah selanjutnya, pebisnis perlu menyampaikan keterangan mengenai apa yang dijual dengan tepat. "Hanya dengan memberikan penjelasan tentang proses produksi, orang akan lebih tertarik untuk membeli. Semisal, air mineral ini diproses melalui sekian kali penyaringan," jelas Tung.
Penawaran ini juga harus disampaikan kepada sasaran yang tepat. "Menawarkan sebuah mobil mewah dengan potongan harga 50 persen kepada pengemis di pinggir jalan tidak akan laku karena tidak tepat sasarannya. Dia tidak akan membeli walaupun mobil itu ditawarkan dengan potongan harga besar," kata Tung lagi.
Terakhir, atur pasokan dan permintaan agar ada kelangkaan sehingga barang yang ditawarkan dicari-cari. "Jika kita berbisnis dan penjualan belum maksimal, coba periksa, mungkin ada salah satu dari lima poin itu yang salah. Bisa jadi salah pasar atau penyampaiannya kurang tepat," kata pria berkacamata yang memiliki beragam bisnis mulai dari pelatihan hingga batubara ini.
Hal senada disampaikan oleh Peni Pramono, penulis berbagai macam buku mengenai usaha kecil dan menengah UKM. Menurut Peni, pengusaha harus benar-benar menaruh perhatian pada pemasaran produk.
"Karena pemasaran akan menghasilkan penjualan dan penjualan akan menghasilkan perputaran roda usaha. Oleh sebab itu, dua pertiga upaya dari pemilik usaha adalah memikirkan cara-cara pemasaran. Dari dua pertiga perhatian itu, dua pertiganya lagi difokuskan pada cara penjualan produk. Penjualanlah yang mampu langsung membuat kas usaha bertambah. Semua usaha perlu kas untuk bergerak," kata Peni yang juga membuka kursus akuntansi untuk UKM ini.
Peni mengakui, membangun sebuah usaha mandiri tidak mudah. Membangun usaha memerlukan waktu, fondasi, dan rancang bangun. "Produk yang tidak layak beli tidak bisa dipakai untuk membangun usaha. Produk itu hanya bisa dipakai untuk mencari uang," katanya.
Dia menekankan, dalam membangun usaha, produk tidak harus sempurna, tetapi harus layak beli. Dari layak beli bisa terus dikembangkan untuk membangun dinding demi dinding. Semakin hari produk semakin dihargai, meskipun berubah rupa, tetap memiliki jiwa yang sama, yaitu layak beli.
Melawan hambatan menta
Walaupun tidak mudah, banyak orang yang ingin membuka usaha untuk meningkatkan kesejahteraannya. Tetapi, sukses berbisnis memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang menjadi tantangan dalam menjalankan usaha ini.
"Sering ada mental block yang terkait dengan sistem kepercayaan dalam diri seseorang. Hal ini terkait dengan masa lalu, menurut apa yang didengar, apa yang dirasa dan dilihat seseorang," ujar Tung.
Dia menjelaskan, seseorang yang berkomunikasi dengan dirinya sendiri tentang bisnis dan memiliki pandangan yang salah tidak akan dapat mewujudkan mimpinya menjadi wirausahawan. Seperti apa pun dia mengikuti pelatihan, tidak akan melangkah maju untuk berusaha jika halangan mental ini tidak disingkirkan.
Misalnya ada orang yang bertanya pada dirinya, bagaimana kalau berbisnis dan akhirnya rugi? Dia akan diliputi ketakutannya sendiri. Berbeda dari orang yang bertanya pada dirinya dengan pertanyaan serupa tetapi tidak sama, kalau saya tidak berwirausaha sekarang apa ruginya? Apa untungnya? Kalau berwirausaha sejak muda apa untungnya, kalau wirausaha yang dijalankan berhasil tentu akan dapat menikmati, dan jika gagal akan memiliki waktu lebih panjang untuk memperbaikinya.
Selain pertentangan dalam diri, persaingan usaha menjadi salah satu momok dalam berusaha. Peni berpendapat, walaupun struktur bisnis UKM sederhana, menggeliatkan usaha bukanlah hal yang sederhana. Area usaha UKM tidak jauh-jauh dari apa yang bisa dikerjakan oleh orang pada umumnya. "Itu sebabnya, satu orang sukses bikin keripik, tetangga kiri kanan, depan belakang melirik mencoba-coba juga. Persaingan di tingkat kecil-kecil ini bisa membuat putus asa, karena dengan banyaknya pemain, produk mesti diperkenalkan,” kata Peni.
Pengusaha UKM bisa panik bila akhirnya omzet menurun dan ngos-ngosan untuk menghasilkan penjualan yang nilainya cukup berarti. Jika sudah panik, bisa jadi segala bentuk promosi diiyakan saja tanpa perhitungan matang. Tanpa sempat berpikir apakah ada manfaat dari biaya yang terbayarkan tersebut, apalagi kalau ditambah godaan dari penjaja media iklan yang memberikan iming-iming diskon dan pasang iklan gratis, atau intimidasi bahwa si pesaing memasang iklan yang lebih besar lagi.
Pengeluaran-pengeluaran yang tidak disiplin ini dapat memicu ketimpangan antara pendapatan dan pengeluaran. Semakin besar, semakin memperkecil arus kas dan akhirnya memakan modal. Tetaplah fokus pada penjualan….

2 comments:

  1. ‘PELUANG USAHA MODAL SANGAT KECIL’
    Bagi agan-agan yang ingin membuka usaha
    Tapi bingung ingin membuka usaha apa dan hanya mempunyai modal kecil??
    Tak usah bingung,silahkan buka usaha pembayaran online
    “ppob /online nasional”
    Satu deposit bisa melakukan transaksi berikut:
    Seperti Pembayaran listrik,tiket pesawat, tiket KAI ,pln,pdam, telepon, speedy, kartu kredit, tv kabel, pulsa, kredit multifinance,voucher game, dll secara mudah, murah, namun tetap dengan dukungan teknologi yang handal dan sistem bisnis yang fleksibel dan menguntungkan.
    Hanya bermodal ‘Rp.100.000,’
    info lengkap Kunjungi : www.fastpay-nasional.com
    Hp:081335640101

    ReplyDelete
  2. JASA KONSULTAN PENDIDIKAN BIMBEL DAN MOTIVATION CHARACTER BUILDING
    Bersama BKB XPERT MULTITALENTA INDONESIA BOGOR
    FOKUS, TOTAL DAN GEMILANG
    Bimbel Plus Kharismatik dan Ternama di Bogor (Spesialis Privat)
    Melayani Jasa layanan Tambahan :
    1. Pendampingan Siswa Berprestasi dalam Kompetisi Olimpiade MIPA SD-SMP-SMA
    2. Program Privat Matematika On Line Jarak Jauh (Pelajar dan Mahasiswa)
    Media Komunikaasi Pembelajaran : Facebook, What’s App, Email, Blog, BBM, Twitter.
    3. Inhouse Training Pembekalan Manajemen Outlet Singkat :
    (Manajemen Praktis dan Aneka Tips Jitu Buka Usaha Franchise Bimbel Plus Rumahan)
    Harga Paket Starter Kit Bisnis Hanya Rp. 300.000,- (Bebas Ongkir Wilayah Jabotabek)
    4. Pembuatan Soal-Soal Ulangan harian, Try Out Ujian Semester, Soal Ujian Nasional dan Soal SBMPTN beserta Soal Kisi-Kisi/ Prediksi Plus Soal
    5. Pendidikan Pembangunan Karakter Anak (Motivation Building) Paket Outbound Training Pengurus Organisasi RT/RW, OSIS Sekolah, Organisasi Kemasyarakatan, Perkantoran dan Instansi Pemerintahan. (Bersama Tim Independen Golden Training)
    6. Sales Modul Mata pelajaran Lengkap SD, SMP, SMA.
    7. Sales CD Multimedia Zenius Learning (Semua Mapel Lengkap Per Jenjang kelas)
    Solusi Bijak Investasi dan Berprestasi (Tunggu Apa lagi Daftarkan Sekarang Juga)
    Kami hanya melayani Pelanggan yang serius dan berminat.
    HUBUNGI SEGERA : IBU YENI SURYANI (Head of Academic and Finance)
    HOT LINE NEWS : HP. 08561321290/HP. 087874078105/HP.081293737515
    email : xpertbogor@gmail.com, wisnuxpert@yahoo.com
    webblog : bkbxpertbogor.blogspot.com

    ReplyDelete