Tuesday, March 5, 2013

cerita sukses

Sukses Pemilik Hotel Losari Group


Semua orang pasti pernah diperhadapkan dengan pilihan. Berani menantang pilihan dan risiko itulah yang memberi sukses untuk Arwan Tjahjadi. Pengusaha sekaligus tokoh Tionghoa Sulsel ini kini memiliki grup hotel tersebut di Indonesia. Dia juga warga keturunan yang sempat merasakan duduk sebagai politisi di DPRD Makassar.
Bagi pemilik Hotel Losari Group, risiko itu laksana hujatan yang justru akan membuatnya lebih semangat dalam berusaha. “Dulu saya diperhadapkan pada dua pilihan. Apakah saya berada di dunia ekademisi atau di dunia usaha. Dengan segala pertimbangan, saya akhirnya memilih dunia yang saya geluti sekarang yakni dunia usaha,” beber Arwan mula-mula mengisahkan perjalanan hidupnya.
Banyak orang yang ingin menjadi pengusaha dengan iming-iming kebebasan waktu dan kebebasan finansial yang ditawarkan dunia bisnis. Namun tidak banyak dari mereka yang bertahan dengan segala risiko dan ujian yang selalu siap menghadang. Hal itu pula yang membuat banyak gagal dan terhenti di tengah jalan.
Memang tidak mudah menjadi pengusaha. Apalagi pengusaha yang benar-benar sukses dengan beberapa kepemilikan aset. Arwan adalah salah satu dari sedikit contoh terbaik tentang pengusaha sukses yang memulai kariernya dari nol. Kegagalan bukan hal asing lagi bagi pria berdarah Tionghoa ini.
“Saya memulai semuanya dari kontraktor kecil-kecilan. Biasanya juga saya menghendel panggilan pengecetan, pembersihan kamar mandi dan usaha kecil lainya,” kata bapak tiga anak itu.
Uniknya lagi, usaha itu dia mulai sejak dia masih berstatus mahasiswa. Ternyata usaha yang dibangun tidak menggangu kegiatan akademik. Hal itu terbukti karena semasa kuliah dia bahkan diangkat menjadi asisten dosen di Fakultas Teknik tempatnya menimba ilmu.
Lantas bagaimana Arwan memulai usahanya hingga saat ini dia telah memiliki berbagai aset usaha yang tidah hanya terdapat di Makassar tapi juga di Bali? Semuanya bermula pada waktu ia berkenalan dengan pemilik sebidang tanah yang di dalamnya terdapat gedung tua di Kota Daeng ini. Arwan lantas mengajukan untuk membuat ruko dan ide itu ternyata disambut baik sang pemilik tanah.
“Gedung itu selanjutnya saya buatkan restoran di lantai satu dan dua sementara di lantai tiga saya buat semacam hotel kecil. Uniknya, belum selesai pembuatan hotel di lantai tiga itu sudah ada yang mau menghuni,” Arwan berkisah.
Arwan kemudian memberi nama ruko itu Losari Beach Restaurant. Nama tersebut diberikan karena lokasinya yang memang berdekatan dengan pusat keramaian Kota Makassar yakni Pantai Losari.
Pengembangan hotel berjalan terus. Arwan akhirnya mendirikan Losari Beach Inn dengan 36 kamar. Itu pun hasil dari keraguan di tengah kondisi ekonomi sulit. Bagi Arwan, tak ada kata mundur dengan kondisi sesulit apapun. Dengan susah payah, Arwan kembali membangun Metro Losari Hotel  dengan 57 kamar. Bersamaan dengan itu, juga berlangsung pembangunan Losari Blok M, Jakarta.
“Waktu itu resiko yang saya hadapi besar sekali karena bertepatan dengan krisis ekonomi tahun 1997. Namun itu tidak membuat saya menyerah dengan penuh kesabaran dan ketekunan saya menyelesaikan pembagunan Hotel Losari Blok M itu,” tuturnya.
Hotel Losari Beach yang bernaung di bawah di bawah Group Hotel Losari merupakan hotel kedua yang dibangun setelah Hotel Losari Inn. Di Makassar, Arwan memiliki tiga hotel. Sementara Hotel di Blok  M Jakarta merupakan hotek keempat dan Hotel kelima Arwan yang terdapat di di Bali yakni Hotel Losari Kuta.
Sosok Arwan bukanlah pria yang ingin sukses seorang diri. Setiap ada waktu luang, dia sering mengadakan diskusi dengan para karyawannya. Melalui diskusi itu, Arwan selalu menyelipkan motivasi kepada semua karyawannya.
“Saya selalu berkata kepada mereka, kalau kalian mau melihat ke atas jangan lupa untuk melihat ke bawah. Dengan begitu kamu akan bersyukur bahwa masih banyak orang yang kurang beruntung dibanding diri kalian,” kata mantan anggota DPRD Makassar ini.
Demikian pula saat Arwan memberikan bantuan kepada orang. Arwan selalu memberikan motivasi dengan kata pamungkasnya.
“Tanamkan dalam diri kalian bahwa kalau hari ini anda yang diberi bantuan, maka anda harus yakin suatu saat kalian yang akan memberi bantuan kepada orang lain,” demikian Arwan.
Menurut dia, semua orang bisa sukses asal ada kemauan dan komitmen. “Suksek itu bukan meloloti biji jagung kemudian berdoa. Kita harus membawa biji jagung itu ke sebuah kebun lalu menanam dan merawatnya. Artinya, sukses itu butuh usaha dan keinginan yang kuat,” ujarnya menutup perbincangan.
Sumber : wordpress.com

Dibalik Kisah Sukses Harley Davidson


Kalau mendengar kata "Motor Gede" alias Moge, pasti semua melirik nama Harley Davidson. Dapat dikatakan inilah pabrikan moge paling terkenal diseluruh dunia. Pabrikan asal Amerika Serikat ini dikenal sebagai pelopor mesin berkonfigurasi V dua silinder yang lebih sering disebut V-twin. Mesin yang kini banyak digunakan oleh pabrikan moge lainnya, termasuk pabrikan Ducati.

Kisah sukses pabrikan Harley Davidson berawal pada tahun 1903, dimana William Harley dan Arthur Davidson mempunyai ide untuk membuat motor yang mampu menjinakan tanjakan yang terletak di daerah Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Kedua remaja yang baru berumur 20 tahunan ini akhirnya berhasil membuat sepeda motor pertama mereka. Didukung mesin satu silinder berkapasitas 60cc, motor ini berhasil melahap tanjakan tersebut dengan mudah.
Setelah sukses pertama tersebut, dua tahun berselang perusahaan bernama Harley-Davidson Motorcycles Co. Mulai berdiri. Sebelumnya dua saudara dari Arthur telah bergabung di dalamnya, yaitu Walter dan William Davidson. Menggunakan gubug kecil yang terletak di belakang rumah keluarga Davidson, mereka berempat memproduksi hasil karyanya sebanyak 3 buah, sebelum akhirnya berpindah ke Juneau Avenue. Di ruangan yang lebih luas mereka berhasil menyelesaikan 150 unit produksi yang semuanya ludes terjual.
Dan mesin V-twin yang menjadi ciri khas Harley Davidson terbentuk di tahun 1911. Berawal dari mesin V-twin 45 derajat berkapasitas 790cc, Harley Davidson mulai membentuk image sebagai pabrikan moge pelopor mesin V-twin. Dengan hasil karyanya ini Harley Davidson mampu menembus angka produksi hingga lebih dari 1.000 unit. Dua tahun setelahnya Harley Davidson bahkan mampu menembus angka produksi hingga 13.000 unit setelah pabriknya diperluas, dan masih terus bertambah.
Kesuksesan yang diraihnya, menjadikan Harley Davidson sebagai perusahaan sepeda motor terbesar di dunia di awal tahun 1920. Berbagai karya terbaru mulai lahir, mulai dari mesin V-twin yang kapasitasnya menjadi 1.184cc, Tangki bahan bakar yang berbentuk tetesan air (1925), hingga penggunaan rem depan (1928). Semua karyanya menuai kesuksesan sehingga mampu mengantarkan Herley Davidson melewati masa The Great Depression di tahun 1933, bersama saingan terdekatnya Indian.
Setelah mampu melewati masa kritis tersebut, Harley Davidson mulai bangkit kembali dengan membuat mesin V-twin model EL berkapasitas 976cc yang sering disebut model Knucklehead. Kebangkitannya berlanjut hingga masa Perang Dunia II, dimana produksi motornya dialihkan untuk kebutuhan perang pasukan sekutu. Pada masa PD II antara tahun 1941-1945 tersebut, mereka mampu memproduksi 90.000 unit seri WML. Dengan prestasinya membantu pasukan sekutu, Harley Davidson memperoleh penghargaan dari Angkatan Laut USA berupa medali "E".
Setelah masa PD II, Harley Davidson kembali memproduksi kendaraan roda dua untuk masyarakat sipil. Terlepas dari itu, ternyata banyak para veteran PD II yang tertarik untuk memiliki motor yang setia menemaninya di masa PD II. Para veteran tersebut kemudian menjadi awal munculnya penggemar fanatik Harley Davidson.
Tiga tahun setelah PD II berakhir, Harley davidson kembali berinovasi dengan memperkenalkan mesin berkapasitas 1.184cc V-twin yang dilengkapi dengan katup hidrolik dan silinder head yang terbuat dari bahan alumunim. Mesin ini kemudian dikenal dengan nama The Pan Head, karena bentuknya yang menyerupai wajan terbalik. Tak sampai disitu, mereka terus mengeluarkan karya-karya terbarunya, sebut saja Harley Davidson Sportster yang legendaris dan Duo Glide yang menggunakan suspensi hidrolik di tahun 1957. Tahun 1963 Harley Davidson mulai menggunakan bahan fiberglass dengan membeli 60% saham produsen fiberglass bernama Tomahawk Boat Manufacturing Co.
Pada tahun 1969 , Harley Davidson Motorcycles Co. bergabung dengan perusahaan American Machine and Foundry. Ketika bergabung, Harley Davidson justru mengalami masa paling sulit dimana pabrikan sepeda motor dari Jepang mulai menggerogoti pangsa pasar mereka di Amerika di tahun 1970-1980. Bayangkan dalam rentang waktu tersebut, Harley Davidson yang awalnya menguasai 80% pangsa pasar sepeda motor di Amerika, turun drastis hingga tinggal 20%. Hal ini diakibatkan oleh harga sepeda motor asal Jepang yang jauh lebih murah serta prestasinya di lintasan balap motor dunia macam MotoGP.
Tak tinggal diam, pada tahun 1980-an Harley Davidson mengambil langkah besar dengan mengajukan bantuan dana sebesar US$80 juta kepada Citycorp untuk membeli sahamnya kembali. Dengan langkah tersebut, Harley Davidson mulai merubah konsep jualannya, dari produk yang harganya terjangkau berubah menjadi produk yang berharga tinggi. Namun hal itu tidak menurunkan minat dari pabrikan moge legendaris ini.
Harley Davidson kini menjelma menjadi pabrikan sepeda motor elite di dunia. Tak heran jika banyak bermunculan pecinta Harley Davidson di seluruh dunia. Dan Harley Owner Group (HOG) merupakan komunitas pecinta Harley Davidson terbesar di dunia, dengan anggotanya yang mencapai angka 1juta dan tersebar di seluruh penjuru dunia. Sebuah komunitas sepeda motor yang mungkin terbesar di dunia. Selain itu, kesuksesan Harley Davidson juga ditandai dengan banyaknya produk mereka yang muncul di layar lebar. Sebut saja dalam film Terminator maupun Ghost Rider. 

Kisah Sukses Donald Trump

Sumber : kabar-banten.comTrump memulai kariernya di perusahaan ayahnya, The Trump Organization yang berkonsentrasi di bidang penyewaan rumah kelas menengah. Salah satu proyek pertamanya adalah merenovasi komplek apartemen Swifton Village di Cincinnati, Ohio.

Trump mengubah komplek apartemen 1200 unit dan menaikkan tarif 66% menjadi 100%. Ketika menjual kembali Swifton Village seharga US$ 12 juta, Trump Organization meraup keuntungan sebesar US$ 6 juta.

Pada tahun 1970an, Trump mendapat keuntungan dari Pemerintah kota New York atas pembayaran pajak sebagai ganti krisis keuangan yang dihadapi Hotel Commodore.

Trump juga sukses mengembangkan bidang properti untuk Javits Convention Center. Berkembangnya Javits Convention Center membuat Trump berurusan dengan pemerintah kota New York. Salah satu proyeknya yang bernilai US$ 110 juta ternyata membuat New York membayar antara US$ 750 juta hingga US$ 1 milyar. Trump menawarkan untuk mengganti rugi proyek itu tapi tawarannya ditolak.

Keadaan yang serupa terjadi ketika New York berusaha untuk merenovasi Wollman Rink di Central Park. Sebuah proyek di tahun 1980 yang ditagetkan selesai dalam 2,5 tahun, tetapi hingga tahun 1986 dan US$ 12 juta telah dikeluarkan proyek belum selesai. Trump menawarkan untuk menangani proyek itu dan dia menyelesaikannya dalam waktu 6 bulan dengan dana hanya US$ 2,750,000. Menariknya, selama awal tahun 1980an, Trump mengambil alih usaha jasa Roy Cohn, kepala Senat Komite Permanen pada Penyelidikan ( Senate Permanent Subcommittee on Investigations).
Resesi dan kebangkrutan

Pada tahun 1990, sebagai dampak dari resesi, Trump kesulitan membayar utangnya. Ia dihadapkan pada masalah pembayar pinjaman atas kasino ketiganya yaitu Taj Mahal yang setara dengan 1 milyar dollar dengan bunga sangat tinggi.

Meski ia harus mempertahankan bisnisnya dengan tambahan pinjaman dan menunda pembayaran bunga pinjaman, pada tahun 1991 melonjaknya hutang membuat bisnisnya mengalami kemunduran yang besar. Bank -bank telah kehilangan ratusan juta dollar.

Pada tanggal 2 November 1992, Trump Plaza Hotel terpaksa merencanakan paket perlindungan dari kebangkrutan setelah tidak mampu membayar tunggakan pinjaman. Dalam rencananya, Trump bersedia untuk memberikan 49 persen saham dari Hotel mewah tersebut. Kepada Citibank dan 5 penyandang dana lainnya. Namun sebaliknya, Trump menerima keadaan yang lebih baik yaitu menjabat posisi sebagai Chief Executive, meski tanpa bayaran.

Pada tahun 1994, Trump kehilangan 900 juta dollar dari rekening pribadinya dan kerugian drastis pada sektor bisnis sebesar 3,5 milyar dollar. Ketika dia dipaksa untuk meninggalkan Trump Shuttle, dia diharuskan untuk mengurus Trump Tower di New York City dan mengontrol 3 buah kasino di Atlantic City.

Chase Manhattan Bank yang telah meminjamkan uang kepada Trump untuk membeli West Side Yards, yang merupakan parsel Manhattan terbesarnya, terpaksa harus dijual kepada pengembang-pengembang di Asia.

Menurut anggota pembentuk Organisasi Trump, Trump tidak mengembalikan semua kepemilikan atas Real Estate. Para pemilik berjanji untuk memberikan 30 persen dari keuntungan manakala bangunan-bangunan tersebut selesai dikembangkan atau terjual. Hingga masa itu, para pemilik menginginkan apa yang telah Trump lakukan yaitu membangun kerja. Mereka kemudian memberikan model konstruksi terbaru dan dana manajemen untuk mempercepat pembangunan.

Di media
Donald Trump telah muncul di media dengan versi karikatur di seri-seri televisi dan film-film seperti Home Alone 2, The Nanny, The Fresh Prince of Bel Air, Pays of Our live dan sebagai karakter dia sendiri adalah The Little Rascals, serta menjadi bintang tamu acara-acara talk show.

Tahun 2004, Trump menjadi produser eksekutif dan pembawa acara di NBC acara realitas, The Apprentice, yang mana keduanya merupakan persaingan grup manajemen kelas atas. Kontestan ada yang dipecat atau terminasi dari permainan. Pemenang dari permainan ini akan dikontrak selama 1 tahun di perusahaan Trump dengan gaji 250 ribu dollar. Untuk satu tahun pertama, Trump mendapat beyaran sebesar 50.000 dollar per episode, namun karena acara tersebut sukses, ia kemudian dibayar 3 juta dollar per episode, dan ini menjadi orang pertelevisian dengan bayaran tertinggi. Pada tahun 2007 Trump mendapat penghargaan atas program The Apprentice dengan menerima sebuah bintang di Hollywood Walk of Fame.

Trump juga dikenal sebagai penggemar Wrestling Entertaintment. Dia menjadi pembawa acara di Wrestles Mania IV dan V di Trump Palza, dan juga menampilkan beberapa selebritis pada acara Wresles Mania VII dan XX. Trump juga terlibat dalam acara WWE yang kemudian dikenal dengan “Perang Milyarder”. Cerita ini berawal ketika Trump mengumbar kata-kata bahwa ia dapat mengalahkan pemilik WWE, Vince McMahon dengan segala kemampuan. McMahon menjadi geram dan ia ingin bertarung dngan Trump satu lawan satu. Tapi keduanya sepakat untuk bertarung melalui pegulat mereka dalam acara Wrestle Mania 23. trump menunjuk Bobby Lashley sebagai petarung untuk melawan petarung McMahon, Umaga.

Organisasi Miss Universes dimiliki oleh Trump dan NBC. Organisasi ini memproduksi Miss Universe, Miss USA dan Miss Teen USA. Tahun 2005, Trump meluncurkan sebuah perusahaan pendidikan bisnis yang bernama Trump University. Pada suatu ketika Trump juga meluncurkan perusahaan-perusahaan yang ia beri nama Trump Buffet, Trump Catering dan Trump ice Cream Parlor. Januari 2006, Trump meluncurkan sebuah web side perjalanan online, GoTrump.com. Webside ini berisikan beberpa properti milik Trump seperti hotel dan biro-biro perjalan.

Kehidupan Pribadi
Trump menikah sebanyak 3 kali yaitu :
* Ivana Zelnickova, lahir tahun 1949, Trump menikahinya tahun 1977, Ivana melahirkan 3 orang anak yaitu Donald Jr pada tanggal 31 Desember 1977, Ivanka pada tanggal 30 Oktober 1981 dan Eric tanggal 11 Januari 1984. Pada Tahun 1992 mereka bercerai.
* Marla Maples, lahir tahun 1963, Trump menikahinya tahun 1993 dan mereka memiliki 1 anak yaitu Tiffany yang lahir pada tanggal 13 Oktober 1993.
* Melanija Kanvs, lahir tahun 1970. Trump melamarnya tanggal 26 April 2004 kemudian menikahinya tanggal 22 Januari 2005 di Bethesda, Pantai Palm, Florida. Hadir pada saat itu Bill Clinton, Barbara Walters, Tony Bennett dan Radolph Giulani. Mereka punya 1 anak yang lahir pada tanggal 20 Maret 2006.


Perjalanan Bisnisnya
Trump memulai kariernya di perusahaan ayahnya, The Trump Organization yang berkonsentrasi di bidang penyewaan rumah kelas menengah. Salah satu proyek pertamanya adalah merenovasi komplek apartemen Swifton Village di Cincinnati, Ohio.

Trump mengubah komplek apartemen 1200 unit dan menaikkan tarif 66% menjadi 100%. Ketika menjual kembali Swifton Village seharga US$ 12 juta, Trump Organization meraup keuntungan sebesar US$ 6 juta. Pada tahun 1970an, Trump mendapat keuntungan dari Pemerintah kota New York atas pembayaran pajak sebagai ganti krisis keuangan yang dihadapi Hotel Commodore.

Trump juga sukses mengembangkan bidang properti untuk Javits Convention Center. Berkembangnya Javits Convention Center membuat Trump berurusan dengan pemerintah kota New York. Salah satu proyeknya yang bernilai US$ 110 juta ternyata membuat New York membayar antara US$ 750 juta hingga US$ 1 milyar. Trump menawarkan untuk mengganti rugi proyek itu tapi tawarannya ditolak.

Keadaan yang serupa terjadi ketika New York berusaha untuk merenovasi Wollman Rink di Central Park. Sebuah proyek di tahun 1980 yang ditagetkan selesai dalam 2,5 tahun, tetapi hingga tahun 1986 dan US$ 12 juta telah dikeluarkan proyek belum selesai. Trump menawarkan untuk menangani proyek itu dan dia menyelesaikannya dalam waktu 6 bulan dengan dana hanya US$ 750,000. Menariknya, selama awal tahun 1980an, Trump mengambil alih usaha jasa Roy Cohn, kepala Senat Komite Permanen pada Penyelidikan ( Senate Permanent Subcommittee on Investigations).

Ketika Donald Trump diwawancarai oleh CNBC, bagaimana ia bisa bangkit dari keterpurukan hutang-hutangnya yang sangat besar bahkan nyaris bangkrut…

Tips Sukses Donald Trump:
1. Berpikirlah yang besar
2. Tetap fokus
3. Berjaga-jaga, tingkatkan kewaspadaan
4. miliki gairah
5. Jangan pernah menyerah
6. Cintai apa yang Anda kerjakan
 
 

Kisah Sukses Larry Ellison

Lawrence (Larry) Ellison adalah pendiri Oracle, perusahaan pembuat software terbesar kedua dunia saat ini. Seperti pengusaha di bidang teknologi informasi lainnya yang kebanyakan drop-out perguruan tinggi, Larry pun demikian.

Ia keluar dari University of Illinois pada tahun kedua kuliah. Setelah itu ia membangun kariernya sebagai ahli data system. Ia tertarik mendirikan Oracle pada tahun 1977 setelah terinspirasi dari paper karya Edgar F. Codd mengenai database system berjudul “Relational Model of Data for Large Shared Data Banks.”

Ketika pertama kali mengetahui bahwa kedua orang tuanya bukanlah orang tua kandungnya, Larry merasa hidup terlalu kejam padanya. Layaknya bocah 12 tahun lainnya, ia menanggapinya dengan perasaan kecewa yang mendalam. Kehidupannya, yang bisa dibilang jauh dari memuaskan, membuat jiwa pemberontak tumbuh di dalam dirinya. Larry tidak sadar, bahwa kerasnya kehidupan yang ia rasakan kelak akan menempanya menjadi salah satu orang paling sukses didunia.

Dibesarkan Orangtua Angkat
Berdarah Yahudi, Lawrence Joseph Ellison lahir pada 17 Agustus 1944 di Bronx, New York. Ibunya, Florence Spellman, saat itu baru berusia 19 tahun dan belum menikah. Siapa ayahnya hingga kini masih menjadi misteri. Pada usia 9 bulan, Larry terkena penyakit pneumonia. Ia lalu diserahkan pada bibinya di Chigago untuk diadopsi.

Maka sejak saat itu, Larry dibesarkan oleh Lilian Spellman Ellison dan suaminya, Louis Ellison. Dari kedua orang tua angkatnya inilah Larry memperoleh nama Ellison. Mereka tinggal disebuah apartemen sederhana di South Shore, Chigago, di mana banyak keturunan Yahudi kelas menengah ke bawah tinggal.

Larry kecil, meskipun menyimpan jiwa pemberontak didalam dirinya, dia adalah anak yang cerdas. Ia terutama sekali menyukai pelajaran matematika dan ilmu pasti. Ketika berumur 12 tahun, ia baru mengetahui bahwa ia bukanlah anak kandung keluarga Ellison. Hal ini cukup membuatnya menyerah, tapi ia tidak menyerah.

Drop Out Kuliah Karena Kurang Biaya
Setelah lulus SMA, Larry melanjutkan kuliah di fakultas Fisika Universita Illinois, Urbana, Champaign. Larry mengingat ibu angkatnya sebagai sosok yang hangat dan penuh cinta. Sebaliknya, ayah angkatnya memiliki sifat yang keras, kurang mendukung dan tidak ramah. Peruntungan Larry berubah ketika ibu angkatnya meninggal. Selama ini, ibu angkatnya inilah yang menjadi sandaran ekonomi keluarga mereka. Akibatnya, Larry terpaksa berhenti kuliah pada akhir tahun kedua masa studinya. Meski begitu ia sempat menyabet penghargaan sebagai Science Student of The Year.

Larry Ellison lalu memutuskan untuk mencari pekerjaan untuk kehidupan dia dan ayahnya. Segala macam pekerjaan dilakoninya. Sisa dari penghasilan, sedikit demi sedikit ditabungnya. Ia memiliki impian, suatu waktu nanti dapat melanjutkan kuliahnya dengan biaya sendiri.

Setelah tabungannya terkumpul agak banyak, Larry mendaftar pada Univeritas Chigago. Hanya satu semester ia kuliah. Rupanya dana yang dimiliki Larry tidak cukup untuk membiayai semua kebutuhan pendidikannya. Ia pun lalu keluar dari tempat itu, lagi-lagi karena terkendala masalah dana.

Menerjuni Dunia Komputer
Ayahnya yang memang dikenal sebagai sosok yang kurang mendukung, meyakinkan Larry bahwa ia tidak dapat berbuat apapun untuk hidupnya. Larry tidak putus asa. Kata-kata ayahnya ini justru dijadikannya cambuk untuk memilih nasibnya sendiri. Larry ingin memberikan bukti pada ayahnya bahwa ia bukanlah seperti yang ayahnya kira.

Sebagai pengganti kuliahnya, Larry memilih mengambil kursus komputer dengan biaya relative murah. Ia bekerja di departemen store untuk membiayai hidupnya dan juga kursusnya. Di tempat kursus inilah ia mulai menumbuhkan kecintaannya terhadap dunia komputer.

Membangun Oracle

Setelah selesai kursus, Larry memutuskan pindah ke Berkeley California. Dengan membawa sedikit uang, hanya cukup untuk membeli fast food, ia bertekad memperoleh penghidupan yang lebih layak, Bermodalkan ijasah kursusnya, selama delapan tahun berikutnya Larry terus berpindah-pindah kerja. Awalnya, ia bekerja sebagai teknisi computer di Fireman’s Fund. lalu bekerja di Bank Wells Fargo, juga sebagai teknisi komputer.

Karier Larry baru benar benar berkembang setelah ia bekerja di Ampex sebagai programmer. Ketika bekerja ditempat ini, Larry menciptakan sebuah system database canggih yang dinamakan Oracle. Oracle diciptakan setelah Larry membaca makalah yang ditulis oleh Edgar F Codd berjudul “A Relational Model of data for Large Shared Data Bank”. Atasan Codd di IBM mungkin gagal melihat nilai komersil dari pemikirannya, namun tidak dengan Larry. Jiwa bisnis larry berkata bahwa konsep Structured Query Language (SQL) hasil pemikiran Codd jika dikembangkan dengan tepat akan mendatangkan banyak uang.

Maka pada tahun 1977, bersama dengan CEO Ampex, Robet Miner dan rekannya Ed Oates, Larry mendirikan perusahaan miliknya sendiri dengan nama Software Development Labs. Modal yang digunakan hanya sebesar $2000 USD. Tahun 1979, nama perusahaan ini berganti menjadi Relational Software Incorporation sebelum berubah lagi menjadi Oracle Corporation di tahun 1983.

Perusahaan ini berhasil memenangkan kontrak membangun system manajemen database relational milik Central Intelligent Agency (CIA). Sukses dengan pekerjaan pertamanya, Oracle kebanjiran pesanan. Perusahaan-perusahaan besar macam Wright Patterson Air Force Base dan IBM telah menanti untuk digarap. Nama Oracle pun menanti untuk berkibar.

Dengan serangkaian strategy akuisisinya, Larry Ellison berhasil menambah market sharenya dari Oracle. Larry juga pernah menjabat sebagai direktur di Apple Computer Inc, berjasa membawa Oracle menjadi perusahaan software terbesar kedua didunia setelah Microsoft. Ia dikabarkan getol mengobarkan perang menjadi yang pertama. Persaingan keduanya ramai dibicarakan di Silicon Valley.

Larry menolak jika ia selalu dikait-kaitkan dengan ambisi untuk menjatuhkan Microsoft dari puncak. “Percaya atau tidak, saya menghabiskan sebagian besar waktuku untuk memikirkan rangkaian e-bussiness kami”, server aplikasi kami, server database kami…” ucap larry meluruskan. Maksudnya, ia tetap tidak terganggu dengan keberadaan pesaingnya itu. Semua hal yang dilakukannya semata untuk kepentingan Oracle. Justru totalitas yang matang ditempa kerasnya kehidupan semacam inilah yang menjadikan Larry Ellison sebagai musuh yang paling diamati oleh Bill Gates. 

Sumber : situs.co

Larry Page & Sergey Brin

Dalam daftar orang terkaya di Amerika baru-baru ini, terselip dua nama yang cukup fenomenal. Masih muda, usianya baru di awal 30-an, namun kekayaannya mencapai miliaran dolar. Nama kedua orang itu adalah Larry Page dan Sergey Brin. Mereka adalah pendiri Google, situs pencari data di internet paling terkenal saat ini.

Terlepas dari jumlah kekayaan mereka, ada beberapa hal yang perlu dicontoh dari kisah sukses mereka. Satu hal yang pertama, yang disebut Sergey Brin, yang kini menjabat sebagai Presiden Teknologi Google, yakni tentang kekuatan kesederhanaan. Menurutnya, simplicity web adalah hal yang disukai penjelajah internet. Dan, Google berhasil karena menggunakan filosofi tersebut, menghadirkan web yang bukan saja mudah untuk mencari informasi, namun juga menyenangkan orang.

Kunci sukses kedua adalah integritas mereka dalam mewujudkan impiannya. Mereka rela drop out dari program doktor mereka di Stanford University untuk mengembangkan google. Mereka pun pada awalnya tidak mencari keuntungan dari proyek tersebut. Malah, kedua orang itu berangkat dari sebuah ide sederhana. Yakni, bagaimana membantu banyak orang untuk mempermudah mencari sumber informasi dan data di dunia maya. Mereka sangat yakin, ide mereka akan sangat berguna bagi banyak orang untuk mempermudah mencari data apa saja di internet.

Kunci sukses lainnya yaitu mereka tidak melupakan jasa orang-orang yang mendukung kesuksesan mereka. Larry dan Sergey sangat memerhatikan kesejahteraan SDM di Google. Kantornya yang diberi nama Googleplex dinobatkan sebagai tempat bekerja terbaik di Amerika tahun 2007 oleh majalah Fortune. Di sana suasananya sangat kekeluargaan, ada makanan gratis tiga kali sehari, ada tempat perawatan bagi bayi ibu muda, bahkan sampai kursi pijat elektronik pun tersedia. Mereka sadar, di balik sukses inovasi yang dilakukan Google, ada banyak doktor matematika dan lulusan terbaik dari berbagai universitas yang membantu mereka.

Larry dan Sergey memang tak pernah menduga Google akan sesukses sekarang. Kedua orang yang terlahir dari keluarga ilmuwan – ayah Sergey adalah doktor matematika, sedangkan Larry adalah putra almarhum doktor pertama komputer di Amerika – ini memang hanya berangkat dari sebuah masalah sederhana. Mereka berusaha memecahkan masalah tersebut, dan berbagi dengan orang lain. Namun, justru dengan kesederhanaan dan integritas mereka, mampu membuat Google saat ini menjadi mesin pencari terdepan, dikunjungi lebih dari 300 juta orang perhari. Diterjemahkan dalam 88 bahasa dengan nilai saham mencapai lebih dari 500 dolar AS per lembar, membuat sebuah kesederhanaan menjelma menjadi kekuatan yang luar biasa.

Sebuah niat mulia, meski sesederhana apapun, jika dilandasi kerja keras dan integritas yang tinggi, akan menghasilkan sesuatu yang istimewa. Hal tersebut nampak dari contoh kisah sukses Larry Page dan Sergey Brin di atas. Google yang mereka dirikan terbukti telah membantu banyak orang untuk bisa mendapatkan apa saja dari internet. Dan kini, mereka pun mendapatkan imbalan yang bahkan tak diduga mereka sebelumnya. Kesuksesan sejati memang akan terasa saat kita bisa berbagi. Dan, Larry serta Sergey membuktikannya sendiri.
Sumber : velbak.com

Konosuke Matsushita

Konosuke Matsushita lahir dalam keluarga sederhana di desa Wasa , Jepang, pada tanggal 27 Nopember 1894. Ketika ia tumbuh menjadi dewasa, Ia adalah seorang yang cenderung penutup dan agak sakit-sakitan, sehingga menjadikkanya memiliki masa depan yang tidak jelas. Ia sepertinya ditakdirkan untuk hidup dengan penuh perjuangan. Anak bungsu dari delapan anak, Matsushita memiliki ayah yang suka pergi berjudi dan menghabiskan banyak uang. Pada usia sembilan tahun, ia bekerja di toko sepeda untuk membantu keluarga bertahan hidup.
 
Salah satu prinsip yang dipegang Matsushita sepanjang karirnya adalah kemauan untuk mengambil risiko. Dia melakukan itu, ketika dia keluar dari pekerjaannya di toko sepeda untuk menerima pekerjaan di Osaka Light, sebuah perusahaan utilitas listrik. Matsushita dengan cepat dipromosikan dan akhirnya menjadi seorang inspektur, pekerjaan terhormat di mana banyak pegawai yang bekerja dengan posisi tersebut hingga pensiun. 
 
Matsushita bahkan mungkin akan melakukan itu juga. Namun, selama bekerja di Osaka Light, dia berhasil membuat sebuah jenis baru dari soket lampu, yang lebih baik dari yang telah ada pada saat itu. Matsushita menunjukkan penemuan kepada bosnya, sehingga membuat bosnya terkesan. Matsushita tidak punya uang dan tidak ada pengalaman bisnis yang nyata, tetapi dia memiliki daya kreatifitas dan keinginan yang kuat. Jadi, tahun 1917, dia memutuskan untuk memproduksi perangkat itu sendiri. Dengan bantuan istri dan tiga asisten, dengan penuh semangat Matsushita memulai usahanya. Dengan bekal pendidikan tingkat lima yang saat itu masih dibawah dari pendidikan sekolah tinggi, dan tidak memiliki pengalaman dalam pembuatan sebuah steker listrik. Tapi mereka memiliki kemauan yang besar. Dalam sebuah rumah rumah petak sempit dua kamar, mereka bekerja berjam-jam, tujuh hari dalam seminggu. Setelah beberapa bulan mereka menjadi sangat kurus karenya bekerja tanpa lelah, dengan usaha keras akhirnya mereka berhasil menyelesaikan beberapa contoh produk baru. Saat itulah perusahaan yang bernama Panasonik berdiri. 
 
Pedagang umumnya menolak produk baru steker listrik tersebut. Mereka berusaha mengatakan bahwa itu adalah produk yang inovatif. Dia tetap bertahan dan pantang menyerah, dan secara bertahap orang mulai membeli steker, ketika mereka melihat bahwa lebih baik dalam kualitas dan hampir 50% lebih rendah dalam harga. Matsushita terus memperluas bisnisnya dengan mengambil kontrak untuk produk yang lain, seperti pelat isolator. Pada 1922, perusahaannya memperkenalkan produk baru setiap bulan. Dia juga mengembangkan strategi bisnis yang membuatnya menonjol dari pesaingnya. Dia belajar bahwa produk baru harus lebih baik 30% dan 30% lebih murah dari produk lain yang sama jenisnya. 
 
lampu sepeda, barang sangat diperlukan di Jepang. Matsushita menyadari bahwa dengan membuat produk lampu yang efisien untuk jutaan sepeda di negaranya, akan bisa menjadi sebuah produk yang populer. Jadi, ia merancang satu. Meskipun tidak langsung sukses, produknya yang bernama "bullet-lamp" akhirnya menjadi standar untuk seluruh industri. baterai Matsushita's powered lampu menjadi begitu sukses sehingga banyak orang yang membelinya untuk digunakan di rumah-rumah mereka, untuk mengganti lampu minyak tanah tradisional. Matsushita Electric sedang dalam perjalanan untuk menjadi raksasa industri. Tahun 1923 bullet-lamp diikuti oleh produk inovatif lainya yaitu pemanas ruangan elektrik, meja pemanas elektrik, dan tipe baru termostat. Produk pertama radio Matsushita, 3 model tabung vakum, diperkenalkan pada tahun 1931. Hal ini memenangkan hadiah pertama dalam Tokyo Broadcasting Station radio contest. Penemuan lainnya menyusul, termasuk motor listrik dan kipas listrik. 
 
Tidak sepenuhnya perjalanan bisnis Matsushita berjalan dengan mulus. Meskipun lemari es, mesin cuci, AC, televisi berwarna, dan peralatan stereo yang akhirnya akan diproduksi, ada beberapa kendala yang menghadang. Dengan Depresi Besar pada tahun 1930-an, Matsushita melihat penjualan turun drastis. Tapi tidak seperti perusahaan lain, ia tidak memberhentikan karyawan agar perusahaan tidak merugi, karena karyawan sudah dianggapnya seperti bagian dari keluarganya. Sebaliknya, Ia menggesar posisi karyawanya yang sebelumnya menjadi buruh pabrik untuk menempati posisi penjualan. Pada saat yang sama ia memotong jadwal produksi. Namun, gudang penuh dengan barang dagangan yang tidak terjual. 
 
Matsushita tidak akan berubah pikiran ketika manajer bersikeras bahwa perusahaan harus memecat karyawan dan menutup fasilitas agar perusahaan bisa tetap berdiri. Dia memotong setengah jam kerja, tapi tetap membayar penuh upah karyawannya. Ia juga meminta pekerja untuk membantu menjual jaminan simpanan saham. Sebagai perusahaan lain banyak yang bangkrut, namun Matsushita Electric tetap bertahan. 
 
Ketika Perang Dunia Kedua membawa kehancuran untuk negaranya, itu adalah masa sulit untuk bagaimana Matsushita bersikap terhadap perang yang terjadi, tetapi perusahaan itu tidak memproduksi bahan-bahan untuk mesin perang Jepang. Ketika Jepang kalah dan Sekutu menguasai, Matsushita diperintahkan untuk menghentikan semua produksi. Sejak perusahaan memproduksi untuk membantu Jepang dalam upaya perang, Matsushita Electric diberi sanksi dengan pembatasan produksi perusahaanya. Matsushita berfikir tampaknya itu adalah akhir perusahaannya, seperti yang dialami banyak perusahaan Jepang lainnya, yang tidak pernah bisa bangkit setelah perang. Matsushita sendiri, hampir didepak dari pimpinan perusahaan yang ia buat sendiri. karyawannya mengajukan petisi kepada pemerintah militer untuk mengizinkan dia tetap memimpin. 
 
Matsushita yakin Jenderal Douglas MacArthur dan gubernur militer lainnya bahwa perusahaannya seharusnya diizinkan untuk melanjutkan produksi. Dia berjanji bahwa Jepang akan sekali lagi menjadi kekuatan dunia, namun kali ini dengan cara damai. Dia percaya bahwa negaranya bisa memimpin dunia dalam elektronik. Gubernur militer, menyadari bahwa strategi tersebut akan membantu Jepang pulih dari kehancuran perang, perusahaan Matsushita diizinkan untuk membuka kembali. Matsushita dan tim manajemennya mulai membangun kembali. Matsushita Electric segera kembali produksi dan menghasilkan keuntungan. Semangat kerja antara karyawan sangat kuat. 
 
Matsushita Electric terus berkembang, mengakuisisi perusahaan lainnya. Pada tahun 1952, ia menawarkan kepada konsumen televisi pertama hitam putih. Pada tahun 1959, Matsushita telah mendirikan tidak hanya Kyushu Matsushita Electric Company, Osaka Precision Machinery Company (kemudian berganti nama menjadi Matsushita Seiko), dan Matsushita Communication Industrial group (yang memproduksi tape recorder pertama), tetapi juga Matsushita Electric Corporation of America. Perusahaan yang membuat televisi berwarna pertama pada tahun 1960, karena produknya terus menyebar ke seluruh dunia sehingga brand terkenal yaitu "Nasional" dan "Panasonic." 
 
Konosuke Matsushita meninggal pada usia 94 tahun, ia meninggal di Tokyo pada tanggal 27 April 1989, meninggalkan salah satu kerajaan manufaktur terbesar di Jepang. Dalam beberapa tahun terakhir perusahaan telah terlibat dengan pengembangan standar high-density optical disc dimaksudkan untuk menggantikan DVD dan kartu memori SD. Pada tanggal 19 Januari 2006 Panasonic mengumumkan bahwa, mulai pada bulan Februari, ia akan menghentikan produksi televisi analog (kemudian 30% dari total bisnis TV) untuk berkonsentrasi pada TV digital. 
 
Pada November 3, 2008 Panasonic dan Sanyo sedang dalam pembicaraan, sehingga pada akhirnya Panasonic mengakuisisi Sanyo. merger ini selesai pada bulan September 2009, dan menghasilkan satu-perusahaan dengan pendapatan lebih dari ¥ 11.2 triliun (sekitar $ 110 miliar). Sebagai bagian dari perusahaan elektronik Jepang terbesar, merek Sanyo dan sebagian besar karyawan akan dipertahankan sebagai anak perusahaan.
Sumber : terakreditasi.blogspot.com

Sukses Black Burger

Memilih untuk berbisnis atau berwirausaha memang memiliki alasan beragam, dari alasan ingin memperoleh penghasilan lebih hingga kepepet tidak punya pilihan selain berwirausaha. Inilah yang dialami oleh Rinanda Halfi atau Halfi.

Pria kelahiran 23 tahun yang menetap di Bandung ini, mempunyai pengalaman unik ketika memulai usahanya. Berawal dari sebuah kecelakaan mobil yang membuat dia harus mengganti uang dari himpunan mahasiswa karena di dalam mobilnya ada uang himpunan yang diambil oleh warga.

Bingung untuk menggantinya, tidak lantas membuat dirinya berpangku tangan, ia kemudian berpikir untuk berwirausaha. Pertamanya Halfi berbisnis kaos dan kemudian ia melanjutkan bisnisnya ke usaha makanan yaitu burger dengan bendera Black Burger atau Burger Hitam. Kini ia menghasilkan omzet Rp 60 juta per bulannya.

Menurut Halfi, ketika ditemui detikFinance di sela-sela pameran Produk UKM di JCC pekan laliu. Ia menuturkan alasannya memlih burger sebagai bisnisnya atau tidak memilih makanan lain.

Halfi beralasan, burger merupakan makanan yang sudah familiar di kalangan masyarakat perkotaan tetapi kebanyakan usaha burger ini, masih dikuasai oleh pemain asing seperti Burger King dan McDonald’s. Sehingga untuk bersaing, produk miliknya harus berbeda dengan para pesaingnnya.

“Kalau sama, kita nggak akan cukup untuk melawan mereka (Burger King dan McDonald’s), jadi kita harus buat diferensiasi (perbedaan) produk. Akhirnya saya buat inovasi dengan Black Burger,” imbuh pria yang baru lulus dari jurusan Public Relation Unpad ini.

Burger yang berbeda dari burger yang ada pasaran ini, memang unik. Warna rotinya pun berwarna hitam, ia beri nama Black Burger. Warna hitamnya sendiri berasal dari buah kluwek, buah yang cuma ada di Indonesia, buah ini sering dipakai untuk membuat rawon atau sup condro. Menurut halfi, rasa dagingnya juga membuat burger milikinya berbeda dengan burger lainnya yakni memiliki citra rasa Indonesia.

“Dagingnya kita juga punya ciri khas yaitu dagingnya pakai daun jeruk dan cabe rawit, benar-benar cita rasa indonesia,” tegasnya.

Bisnis burger yang dijalaninya sejak tahun 2010, tepatnya saat dia berada di semester 7 di Fakultas Komunikasi Unpad. Saat ini telah memiliki 2 outlet dan 28 aneka ragam burger. Pilihan rasa burgernya sendiri ada 3 macam yaitu: original, manis, dan hot. Untuk harganya sendiri, mulai dari harga Rp 12.000 – Rp 30.000 per potong.

Selain itu Halfi juga mengembangkan burger untuk para vegetarian dari bahan tempe dan burger nasi juga. Dari 2 outlet yang semuanya berada di Bandung itu, Halfi telah mempekerjakan 5 orang karyawan.

“Kalau sekarang masih 5, dulu pernah sampai 8 tetapi kita tutup yang di Bogor karena penjualannya kurang bagus tapi kita ingin buka lagi. Sekarang saya punya 2 outlet,” tutur finalis wirausaha mandiri nasional dan Start Up Icon yaitu pengusaha muda yang jadi icon-icon di Bandung tahun 2011.

Dari 2 outlet Black Burger milik Halfi, omzet setiap outletnya per bulannya mencapai Rp 20-60 juta per bulan untuk semua outletnya. Ini merupakan omzet yang besar untuk seorang pemuda berusia 23 tahun.

Keberhasilan yang ia capai bukannya tanpa kendala. Halfi pernah ditipu oleh mitranya sendiri, ia bekerjasama dengan sebuah toko (vendor) pembuat roti untuk burger milikinya. Tanpa dia sadari ternyata mitranya tersebut menjual burger sejenis dari resep miliknya.

“Ini bukan masalah materi tapi ide kita dicuri, belajar dari kondisi itu maka setiap saya membuat komitmen dengan seseorang saya selalu buat MoU atau perjanjian. Dengan karyawan saya juga seperti itu,” tambahnya.

Pada tahun 2012 ini, dia berencana untuk membuka 6 outlet lagi di Bandung dan 1 outlet di daerah Senopati (Jakarta). Selain itu, Halfi juga memiliki mimpi untuk menjadi kompetitor kuat McDonald’s dan Burger King di Indonesia. Dia ingin menunjukkan bahwa Indonesia juga memiliki Burger yang berkualitas dengan citra rasa Indonesia.

“Mimpi saya, saya ingin menjadi kompetitor kuat McD dan Burger King di indonesia,” tambahnya.

Sumber : programsukses.com

1 comment:

  1. Membacakisah suksesmemang mampu meningkatkan semangat dalam berjuang menuju kesuksesan

    ReplyDelete