Sunday, March 24, 2013

strategi produktivitas sales

Strategi Meningkatkan Produktivitas Salesforce



Bila kita melihat berbagai karya tulis, buku, bahkan program internal perusahaan, terdapat banyak sekali kiat dan strategi untuk meningkatkan penjualan dan menambah pangsa pasar yang difokuskan kepada kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Hal tersebut memang mutlak dilakukan oleh semua industri, terlebih-lebih industri yang bergerak di bidang jasa. Tak heran dalam publikasinya, baik secara internal maupun eksternal, perusahaan-perusahaan besar mencanangkan bahwa mereka betul-betul berperan aktif dalam memuaskan pelanggannya.
Sekarang muncul pertanyaan ”iseng”: apakah cukup di dalam meningkatkan penjualan dan loyalitas para pelanggan, hanya konsumen akhir saja yang dipuaskan?
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang distribusi, tentunya tidaklah cukup cuma dengan memenangkan pertempuran, mendapatkan penjualan optimal, dan meningkatkan pangsa pasar. Sebab, ada pihak lain lagi—yang terkait secara langsung dan sangat erat—yang perlu juga mendapatkan porsi harus dipuaskan. Yang pertama adalah para perantara: pedagang besar, pengecer, agen, dan lain-lain (hal ini pernah kita bahas). Yang kedua, dan tidak kalah pentingnya, strategi meningkatkan penjualan haruslah melibatkan secara langsung peningkatan produktivitas jajaran penjualnya!
Empat Strategi
Pada dasarnya setiap manusia ingin mendapatkan kepuasan dalam kegiatan  sehari-harinya. Apakah itu aktivitas sosial, belajar, berkeluarga, begitu juga  dalam bekerja atau menjalankan profesinya. Ada 4 (empat) strategi yang harus diperhatikan perusahaan dalam membuat kebijakan agar produktivitas jajaran penjual (sales force) bisa terjaga dan bahkan ditingkatkan terus-menerus.
Pertama, kepuasan atas pencapaian insentif. Hal ini sangat penting. Sebuah skema insentif haruslah benar-benar efektif, memotivasi, dan wajar. Maksud efektif di sini adalah skema yang dibuat perlu disesuaikan dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Umumnya, perusahaan memiliki beragam objektif seperti: meningkatkan penjualan, meningkatkan jumlah pelanggan, menambah rasio pelanggan terdaftar yang aktif, meningkatkan waktu kunjungan efektif, meningkatkan tagihan, meningkatkan penjualan produk baru, meningkatkan pemerataan distribusi produk tertentu, memperbaiki rasio produk fast moving vs medium moving vs slow moving, menambah frekuensi order, memperbaiki pacing penjualan mingguan agar tidak membengkak di minggu akhir, dan lain-lain.
Dengan demikian, sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan merupakan suatu pilihan. Makanya, strategi maupun skema yang dibuat perlu disesuaikan dengan sasaran yang ingin diraih. Belum lagi jika kita memasukkan faktor waktu yang ingin dicapai: apakah mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan. Atau jika mempertimbangkan antara rasio gaji tetap dengan insentif minimum dan rasio ketercapaian.
Kedua, kepuasan atas perhatian dan penghargaan manajemen. Di samping faktor pertama tadi, yang perlu dikaji juga adalah kepuasan akan  penghargaan. Ini merupakan morale booster yang efektif. Penjual diberikan apresiasi bila melampaui target yang tinggi, mendapat ucapan terima kasih kala mencapai target; diberikan bantuan dan pengarahan saat menghadapi  kesulitan; serta mengadakan pertemuan pribadi dengan pihak keluarga (anak/suami/istri), ada saat kebersamaan, dan tidak selalu formal.
Ketiga, kepuasan atas pengembangan karier. Sangat disayangkan, masih banyak perusahaan melihat salesman sebagai “jabatan abadi”. Pihak manajemen kurang memperhatikan pengembangan karier, kurang memberikan anggaran yang cukup untuk pelatihan para ujung tombak ini.  Ironisnya, masih juga muncul paradigma: “kalau dibikin pintar, nanti keluar; capek-capek ditraining dan buang  biaya, tapi akhirnya dibajak pesaing”.
Perlu disadari bahwa pelatihan tidak kelihatan hasilnya secara instan. Pelatihan adalah investasi, seperti halnya kita membeli gedung, kendaraan,  komputer, dan itu semua adalah aset perusahaan. Jadi bisa dikatakan, pelatihan merupakan proses jalur karier yang harus dipersiapkan secara komprehensif, terencana, dan membutuhkan biaya. Di sinilah pentingnya peran bagian pengembangan SDM.
Keempat, kepuasan atas perhatian dan relasi pelanggan. Selain ketiga  faktor di atas, kita perlu juga memperhatikan hal ini: bagaimana seorang pimpinan sering-sering ”turba”, mengunjungi pelanggan secara teratur, meningkatkan hubungan—baik dalam rangka relasi bisnis maupun hubungan pribadi—dengan jajaran penjualnya. Jadi tidak hanya selalu bicara “target-target dan target” tanpa mengenal pelanggannya lebih dalam, tanpa punya hubungan kontak langsung, tanpa memahami kesulitan dan keterbatasan yang ada, atau tanpa memberikan contoh aktual di lapangan.
Nah, kalau keempat hal ini benar-benar dipahami dan dapat dilaksanakan secara konsisten, niscaya mencapai target penjualan bukanlah sesuatu yang sulit! Kesimpulannya, strategi untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan loyalitas pelanggan mensyaratkan tiga kepentingan yang harus sama-sama dipuaskan, yaitu: kepuasan pelanggan/konsumen akhir, kepuasan para perantara/pedagang, dan kepuasan jajaran penjualnya. Semoga berhasil!

Dari Mana Memulai Greeting?

Greeting adalah salah satu ciri-ciri memberikan service excellence dan semestinya dimulai dari dalam internal perusahaan dan diteruskan ke external customers.  Jika ini dilakukan berulang-ulang dengan kesungguhan atau sincerity yang dalam di internal perusahaan, maka memberikan salam bukan lagi hal yang memalukan dan terkesan canggung.  Bahkan jika tidak memberikan salam terasa ada yang kurang berkenan.
Greeting adalah bentuk courtesy atau keramah-tamaan.  Dengan greeting, nada bicara bisa dikendalikan dari awal.  Layaknya seperti ketika kita mau menyanyi, kita mencari tangga lagu yang pas dengan nada suara. Demikian pula greeting merupakan nada bicara yang sangat penting untuk menentukan pitch dan intonasi.
Sedemikian pentingnya greeting ini sehingga beberapa perusahaan kembali mengingatkan karyawannya untuk menyapa satu dengan yang lain ketika berpapasan. Saya teringat ketika mengunjungi salah satu perusahaan klien beberapa waktu lalu. Di setiap sudut ruang yang dilalui banyak karyawan, terpampang standing banner berisi imbauan untuk saling mengucapkan salam.  Kelihatannya sederhana dan menggelikan.
Salam memang sederhana. Namun kita yang terus menerus bertemu seseorang atau sekelompok orang, sering bersikap ’take it for granted’.  Mungkin sesuatu yang tidak sengaja dilupakan tapi dianggap tidak perlu lagi dilakukan terutama untuk orang-orang yang sangat dekat dengan kita.  Sering kita mendengar ”a..lah.. jangan terlalu formal lah”.  Greeting sering dikaitkan dengan formalitas.
Banyak juga atasan yang enggan menyapa bawahan dengan memberikan greeting secara lengkap.  Katanya sih untuk ’jaim’ alias ’jaga image’. Nah sikap seperti inilah yang sering membuat budaya greeting sedikit demi sedikit dan hari demi hari hilang dan suatu saat menjadi lenyap.  Jika sudah lenyap maka yang muncul adalah budaya yang kurang ’respect’, bicara dengan nada tinggi dan bicara dengan cara kurang profesional.
Greeting adalah budaya. Ada perusahaan yang memiliki ciri khas di mana setiap karyawan, atasan, dan bawahan ketika bertemu muka mengucapkan salam ’Hallo, selamat pagi apa kabar?’.  Namun jika ditelaah lebih lanjut ini hanya ucapan ’tanpa makna’.
Ada yang mengucapkannya dengan cepat, menatap sebentar tanpa mempedulikan menerima jawaban atau tidak. Parahnya ada yang sambil berlalu mengucapkannya.  Sekali lagi rutinitas memang membuat kita kurang menghargai apa yang dihadapi sehari-hari. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya jika Anda mendesain suatu program untuk mengembalikan greeting yang pernah ada tapi sudah hilang sekarang.  Selamat bekerja. 

2 comments:

  1. MITSUBISHI Cinere Depok
    NUSANTARA BERLIAN MOTOR
    PRICE LIST NOVEMBER 2014

    NEW MISUBISHI DELICA CBU

    - DELICA 2.0 4X2 ... 409.000.000
    (open indent)

    NEW PAJERO SPORT CBU

    - Gasoline 3.0 V6 AT...487.500.000
    - Dakar 4x4 2.5 HP AT...528.000.000
    - Dakar 4x2 2.5 HP AT...461.000.000
    - Exceed 2.5 Diesel AT..423.000.000
    - GLS 4x2 2.5 Diesel MT..406.000.000
    - GLX 4x4 2.5 Diesel MT..457.000.000

    NEW OUTLANDER SPORT CKD

    - 2.0 PX CVT ... 344.000.000
    - 2.0 GLS CVT ... 319.000.000
    - 2.0 GLX m/t ... 304.000.000

    NEW MIRAGE CBU•

    - 1.2 Exceed CVT ... 171.000.000
    - 1.2 GLS CVT ... 158.000.000
    - 1.2 GLX MT ... 145.000.000

    STRADA TRITON

    - STRADA SINGLE CABIN GLX4x2 178.000.000
    - STRADA SINGLE CABIN HDX 4x4 275.500.000
    - STRADA DOUBLE CABIN HDX 331.000.000
    - STRADA DOUBLE CABIN GLS 353.000.000
    - STRADA DOUBLE CABIN GLS AB 363.000.000
    - STRADA DOUBLE CABIN EXCEED a/t 341.000.000
    - STRADA DOUBLE CABIN EXCEED m/t 331.000.000

    Catatan:
    - Harga tidak mengikat
    - Harga OTR BBN DKI Jakarta

    UNTUK INFORMASI & PEMESANAN UNIT HUBUNGI :

    Dedi Irawan
    Sales Consultan
    02194254613
    087883434824

    mohon izin yah dan di share, salam kenal dan sukses selalu

    ReplyDelete